Toad Jumping Up and Down

Sabtu, 26 Oktober 2013

Menentukan Unsur Intrinsik dan Nilai-nilai yang terdapat pada Cerpen



“Asal Mula Terjadinya Burung Ruai”


      Konon, pada zaman dahulu terdapat sebuah kerajaan yang kecil, letaknya tidak jauh dari Gunung Bawang yang berdampingan dengan Gunung Ruai. Tidak jauh dari kedua gunung tersebut terdapatlah sebuah gua yang bernama Gua Batu, di dalamnya terdapat banyak aliran sungai kecil yang di dalamnya terdapat banyak ikan dan gua tersebut dihuni oleh seorang kakek tua renta yang dikatakan sakti.

        Hiduplah seorang raja yang memerintah sebuah kerajaan dengan tujuh orang putri. Diantara ketujuh orang putri tersebut ada satu orang putri raja yang bungsu atau si bungsu. Si bungsu mempunyai budi pekerti yang baik, rajin, suka menolong dan taat pada orang tua. Lain halnya dengan keenam kakaknya yang mempunyai hati yang jahat, dengki, suka membantah orang tua, dan malas bekerja.

        Singkat cerita, sang ayah yang menjadi pilih kasih terhadap putri-putrinya, membuat keenam kakak si putri bungsu iri hati, dendam, dan sering menyakiti si bungsu. Suatu hari si bungsu diajak oleh keenam kakaknya untuk mencari ikan (menangguk) ke Gua Batu. Karena sangat gembira, si bungsu menerima ajakan tersebut. Padahal dalam ajakan tersebut terselip pembalasan dendam.

        Setelah sampai ke gua batu, si bungsu disuruh masuk terlebih dahulu ke dalam gua, Kemudian diikuti kakak-kakaknya. Si bungsu sudah berada lebih jauh ke dalam gua, namun keenam kakaknya masih berada di muka gua dan mendoakan supaya si bungsu tidak dapat menemukan jejak untuk pulang nantinya. Keenam kakaknya tertawa terbahak-bahak sebab si bungsu benar-benar hilang dari pengelihatannya.

Tanpa terasa, tujuh hari tujuh malam lamanya, si bungsu terjebak dalam gua. Tiba-tiba terjadilah peristiwa yang sangat menakutkan di dalam Gua Batu itu. Suara gemuruh menggelegar seperti ingin merobohkan Gua Batu tersebut. Si  bungsu hanya bisa menangis dan menjerit untuk menahan rasa ketakutannya dan munculah seorang kakek tua renta yang sakti di hadapan si bungsu.

Sambil menangis Si bungsu menjawab pertanyaan-pertanyaan si kakek.Tanpa diduga-duga, pada saat itu dengan kesaktian kakek tersebut, air mata Si bungsu secara perlahan-lahan berubah menjadi telur-telur putih yang besar dan banyak jumlahnya. Si bungsu berubah bentuknya menjadi seekor burung yang indah bulu-bulunya. “Aku akan menolongmu dari kesengsaraan. Tapi, dengan cara engkau mengubah bentukmu menjadi seekor burung dengan nama Burung Ruai. Apabila aku telah hilang dari pandanganmu, eramlah telur-telur itu supaya jadi burung-burung sebagai temanmu “.Bersamaan dengan itu, kakek sakti menghilang bersama asap. Burung Ruai yang sangat banyak jumlahnya ikut berlalu, kemudian hidup di pohon depan tempat tinggal si bungsu dahulu. Mereka menyaksikan keenam kakak Si bungsu dihukum oleh ayah karena telah membunuh Si bungsu.
 
A.       Unsur-unsur intrinsik

1. Tema
        Ketegaran hati si putri bungsu.

2. Alur
Alur Maju 

3.  Latar
a.  Latar waktu              : Konon pada zaman dahulu
b.  Latar tempat      : Gunung Bawang, Gunung Ruai, Gua Batu, Kerajaan, Istana
c.   Latar suasana     : Gembira, gelap gulita, menangis/sedih, ketakutan

4. Penokohan
a.   Si Bungsu          : Baik, rajin, suka menolong dan taat pada orang tua.
b.   KeenamPutri      : Jahat, irihati, suka membantah orang  tua, malas bekerja.
c.   Raja                 : Bijaksana.
d.   KakekTua          : Sakti, baik hati.

5. Sudut Pandang
Orang ketiga serba tahu

6. Amanat
Jadilah orang yang selalu berbuat baik(berhati tegar), karena kebaikan pasti akan menang.

B.        Nilai-nilai
a.   Kepercayaan
“gua tersebut dihuni oleh seorang kakek tua renta yang dikatakan sakti.”

b.   Moral Buruk
“sang ayah yang menjadi pilih kasih terhadap putri-putrinya, membuat keenam kakak si putri bungsu iri hati, dendam, dan sering menyakiti si bungsu.”
“mendoakan supaya si bungsu tidak dapat menemukan jejak untuk pulang nantinya”

1 komentar: